Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang ibu yang jengkel
atas kenakalan atau kesalahan anak-anaknya melaknat atau menyumpahi
mereka. Baik dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun do’a
yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Sang ibu tidak pernah merasa bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya
tersebut. Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu,
meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis.
Memang profesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai tugas yang
seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai jam kerja yang tidak
terbatas tidak seperti layaknya wanita karir kantoran yang mempunyai
jadwal kerja antar 6-8 jam. Selepas itu ia bisa beristirahat dengan
tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak haruslah menjaga mereka 24
jam, belum melayani suami, memasak, mengurus rumah, menggosok pakaian,
dan lain-lainnya duh capeknya!!!
Beruntunglah para ibu yang suaminya menyediakan khadimah atau pembantu
di rumah untuk meringankan tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak
mampu? Tentu dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian, dan
biasanya bila sang ibu kelelahan kondisinya sangatlah labil sedikit saja
buah hatinya melakukan hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka
terkadang tidak dapat mengontrol emosinya. Jadi buntut-buntutnya
keluarlah cercaan, cacian, makian, laknat dan sumpah yang tidak baik
kepada anak-anak mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang
hanya diam saja. Lalu bagaimana sebenarnya islam memandang hal ini??
Memang jauhnya seseorang dari din yang mulia ini akan menyeret mereka
dalam dosa dan maksiat bahkan terkadang mereka secara tak sadar telah
menzhalimi hamba-hamba-Nya. Karena itu wajiblah bagi semua muslim dan
juga muslimah mempelajari agama ini agar mereka terhindar dari apa yang
di haramkan Allah dan mengerjakan apa yang di perintah-Nya.
Karena itu wahai ukhti-ukhti muslimah tetaplah semangat dalam menuntut ilmu syariat agar Allah selalu membimbingmu.
Islam melarang orangtua melaknat anak-anak mereka, bukan hanya itu
kitapun dilarang menyumpahi diri kita sendiri ketika kita marah karena
sesungguhnya kita tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do’a
(baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan di kabulkan.
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, dia menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah bersabda:
”Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi
anak-anak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat
permintaan (do’a) dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu”
(HR.Muslim)
Hadits diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik yang didalamnya
akan dikabulkan doa, karena itu hadits ini melarang kita untuk
menyumpahi diri, putera-puteri kita, dan harta kekayaan kita, supaya
sumpah itu tidak bertepatan dengan waktu pengabulan do’a sehingga
selamat dari bahaya.
Tetapi sayangnya sebagaimana penulis paparkan di atas banyak dari kaum
ibu yang melaknat dan menyumpahi anak-anak mereka. Mereka beralasan
bahwa sebenarnya mereka tidak bermaksud demikian. Padahal sebagaimana
kita ketahui alasan tersebut tidak dapat diterima karena larangannya
telah jelas dan tegas.
Penulis mendapati pengalaman yang bisa dijadikan ibrah bersama, kisah
nyata yang patut untuk dijadikan renungan bersama bagi para ibu-ibu.
Tak jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu ada tetangga ana
mendapati seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun
ditemukan tewas tersambar petir. Dus, berdatanganlah semua orang untuk
melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang menangis
terisak-isak kemudian menjerit karena tidak mengira anaknya telah mati.
Setelah beberapa waktu kemudian penulis mendengar bahwa sebab kematian
anaknya tersebut adalah akibat dari sumpah siibunya sendiri yang pada
waktu ketika ia marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir.
waliyyadzu billah…akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah dan
menyesallah sang ibu dengan penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah
menjadi bubur…..
Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih sama terjadi dekat lokasi
penulis…. Seorang anak laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan
tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama terjadi kira-kira
4 bulan yang lalu kejadiannya pun demikian anak tersebut terkena sumpah
ibunya.
Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya tersebut. Dalam hujan
gerimis anak itupun keluar bermain dengan kawan-kawannya ketika dia
berjalan ditepian sungai malang kakinya tergelincir tenggelamlah ia
kedalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa menolongnya mereka berusaha mencari
pertolongan orang dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan
tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak menelan air sungai dan
meraunglah sang ibu…..dengan ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh
menyumpahi anaknya….semua orang yang hadir hanya lah terhenyak… ya …
kiranya sumpah dan laknat telah menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita.
Sehingga sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.
Sungguh sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita dari agama ini
membuat kita terjerumus dalam kesalahan yang fatal. Semoga Allah
membimbing kita semua dan mengampuni dosa-dosa kita.
Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi mereka ketika marah.Ketika ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita dan ingatlah bahwa anak tidaklah langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan orangtua kita.Tarik nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam sejenak pandang anak dengan wajah yang lain dari biasanya tunjukkan ketidak sukaan kita akan ulah mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka maka lakukanlah agar anak takut
Bila kedua cara diatas belum bisa menguasai emosi ibu segeralah ucapkan
istighfar bila ibu ingin mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak
mendengar ucapan ibu, dan ingat ucapan istighfar itu akan terekam dalam
otak anak-anak kita sehingga ketika mereka marah atau melakukan
kesalahan secara otomatis mereka akan meniru kita
Sebagaimana yang penulis jelaskan diatas bahwa kondisi seseorang mudah
marah terkadang karena kelelahan, kerjakanlah pekerjaan rumah tangga apa
yang ibu sanggup jangan memaksakan diri, tidurlah segera ketika
anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu untuk beristirahat, dan
tentu saja kerjasama antara suami istri sangat penting sekali dalam
rumah tangga. Berilah pengertian kepada suami mengapa ibu tidak bisa
menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan penjelasan yang baik dan
cara yang hikmah insya Allah suami ibu akan mengerti. Sehingga kebiasaan
yang buruk menyumpahi anak ketika marah insya Allah akan berkurang
sedikit demi sedikit.
Jangan lupa berdo’alah kepada Allah agar Dia Yang Maha Kuasa merubah
kebiasaan buruk ini sesungguhnya hati Ibu dalam genggaman-Nya. Insya
Allah, kita tidak akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika
marah.
Wallahu’alam bisshawwab.
0 Response to "Jika Sang Ibu Hobi Menyumpahi Buah Hatinya "
Posting Komentar